Salahkah jika akhirnya aku berpindah hati??
Saat kau mengacuhkan aku, bahkan akhirnya menyatakan bahwa tak ada rasa cinta dalam hatimu, bahwa kita terlalu terburu-buru menikmati keintiman. Tapi cinta tak kunjung datang padamu, kau kata.
Bah, sedangkan aku disini, sejak percakapan pertama kita saja, sudah mulai jatuh cinta. Dan selanjutnya diri ini bertekuk lutut untukmu atas nama cinta.
Tapi ternyata aku seperti dipermainkan..
Atau aku terlalu bodoh mengartikan semua gerak-gerikmu..??
Setelah pernyataan itu, aku hancur lebur.. aku depresi..
untung aku bisa menahan diri untuk tidak menegatifkan diri.
Lalu kemudian dia muncul. Awalnya aku tak punya rasa, karena rasaku dan hatiku bahkan beberapa centimeter kulitku sudah milikmu, terpatri namamu.
Lalu dia memberikan perhatian. Yang selama ini kuharap dan kuimajikan kudapat darimu, yang coba selalu kuberikan padamu.
Aku rasa aneh. Dengan perhatiannya. Bahkan sempat membuatku kesal. Tapi aku diam saja ingin tahu apakah dia akan kurang ajar atau bagaimana langkahnya.
Lalu satu hari kukatakan pada dia, aku jengah dengan perhatiaannya. Dia tertawa. Kubilang mungkin karena aku jarang mendapat perhatian seperti ini. Dan dia bilang agar aku menikmati saja nikmat tuhan yang sedang datang padaku. Hmm, masuk akal.
Aku menikmatinya. Dan bahkan aku merindukannya. Dan kamu mulai pudar dari imaji dan realitaku. Apa aku salah?
Aku pun bertanya apakah aku memperlakukannya sebagai pelarianku?
Rasaku padanya makin kuat. Cemburu. Butuh. Rindu. Membuatku uring-uringan menantinya menyapaku ketika sapaku tak berbalas berjam-jam.
Dan aku mulai ingin... ingin bertemu, ingin bertatap, ingin tak berjarak, ingin didekap, ingin disentuh, ingin dimanja.. serta ingin-ingin lainnya..
Aku punya sedikit marah padamu. Merasa kamu jahat.
Tapi mungkin aku harus berterima kasih padamu. Karena kamu, aku mengenalnya dan berasa padanya.
Dia.. datanglah segera.. dekap aku..
No comments:
Post a Comment